10 tanda utama kiamat & Gempa bumi di Jazirah Arab (3)


10 tanda utama kiamat & Gempa bumi di Jazirah Arab (3)
============================================
Sebelumnya saya mohon ma'af apabila tulisan ini tidak mengena atau tidak cocok bagi sebagian pembaca yang budiman. Tulisan ini hanyalah sebuah pendapat pribadi saya, dan tulisan ini pun saya susun berdasarkan pemahaman saya yang masih berusaha untuk belajar dalam bidang Eskatologi Islam. Saya bukan seorang yang mendapatkan pendidikan Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir Hadits dan Bahasa Arab secara formal. Tulisan yang saya susun berdasarkan pendekatan sejarah dan fenomena sains teknologi yang saya ketahui. Tulisan ini saya susun dalam rangka latihan menulis saja.
Sambungan dari post:

https://www.facebook.com/baratev/posts/10157764308549183

Pada masa pemerintahan Khilafah Utsmani ini, dunia muslim disebelah Asia tengah, Timur dan Tenggara, berinteraksi dengan Pedagang dari Eropa Barat.

Setelah sekian abad masa pemerintahan Khilafah Utsmani memerintah, dengan segala baik dan buruknya, mulai dari peperangan panjang dengan Kekaisaran Rusia di Utara wilayah Utsmani, bekerjasama dengan pedagang-pedagang di Venesia, hingga mengadakan kontak dengan Kerajaan-kerajaan di Eropa Barat dalam bidang pertahanan dan militer, demi mempertahankan batas-batas geografisnya. Sejak akhir abad ke-17 dan permulaan abad ke-18, banyak pejabat-pejabat tinggi kesultanan mengujungi Perancis dan Wina. Seperti Mehmed Pasha yang pernah dikirim sebagai duta ke Viena pada tahun 1665 dan Said Efendi ke Stockholm pata tahun 1732-1733.

Hubungan dengan pihak Eropa Barat in, membuka jalan untuk masuknya pengaruh paham Humanisme dan Materialisme sejak tahun 1720, Buah dari hubungan dengan Eropa Barat sejak akhir abad ke-17 dan pertempuran panjang dengan Kekaisarah Rusia, berdampak pada abad ke-19. Terjadinya pergolakan politik dan budaya di Kekhalifahan Turki Utsmani. Munculnya paham ala Revolusi Perancis yang semakin menyebar dikalangan Pelajar dan Mahasiwa Turki dan Arab. Berbagai organisasi kepemudaan bermunculan untuk mempelajari dan menyebarkan semangat dari Revolusi Perancis. Semua hal yang berkaitan dengan tradisi dan hierarki, monarki, aristokrasi dan kekuasaan Khalifah berusaha digantikan dengan pringsip baru, yaitu liberte, egalite dan fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Sistem monarki yang dijalankan Kesultanan Turki Utsmani mulai digugat oleh intelektual-intelektual yang lahir dari organisasi kepemudaan itu, yang terpengaruh ideologi Revolusi Perancis. Lambat laut Turki Utsmani semakin melemah seiring semakin kuatnya ideologi modernisme, sekularisme, dan nasionalisme yang merupakan anak kandung dari Revolusi Perancis.

Selain ideologi ala Revolusi Perancis yang berkembang di kalangan intelektual di Kesultanan Turki Utsmani, berkembang pula ajaran Tasawuf dengan berbagai aliran Tarekatnya. Aliran Tarekat yang mulai menjamur sejak abad ke-13 M di Andalusia, Persia, Mesopotamia, Transoxiana, juga mengakar di Kesultanan Turki Utsmani, hingga Para Sultanpun ikut mendukung berbagai Aliran Tarekat ini.
Di wilayah Najd, yang sejak Dinasti Seljuk berkuasa mengendalikan Kekhalifahan Abbasiyah abad ke-11 M, menjadi wilayah terisolasi secara struktur pemerintahan. Wilayah yang menjadi jalur lintas perdagangan antara dareah Mekkah, Medinah di Hijaz dengan daerah Bashrah, Baghad di Mesopotamia. Sejak permulaan abad masehi, memang terkategori daerah tandus dan keras, Gurun Pasir yang memanjang terbentang sepanjang jalur dagang tersebut. Tidak heran pemukim-pemukim Arab di sana terbentuk secara alami menjadi kuat, tangguh dan berkarakter keras dan panas. Jalur dagang ini dari segi ekonomi apabila dibandingkan dengan daerah lain diwilayah Jazirah Arab, tergolong daerah yang miskin, tidak banyak yang bisa dilakukan dengan daerah Najd ini. Situasi yang tandus ini namun strategis membuka peluang bagi kelompok begal dan perampok untuk menjarah para Pedagang yang lalu-lalang di jalur lintas ini.

Sejak masa Khilafah Abbasiyah memerintah Dunia Arab dan Islam, dan saat Mahzab Imam Ahmad bin Hanbal mulai menyebar di Baghdad, Mahzab Hambali yang populer oleh Ulama islam menyebutnya, menyebar pula di wilayah Najd ini. Mahzab Hambali dikenal sebagai Mahzab yang sangat kuat memegang Sunnah Nabi Muhammad SAW. Termasuk Mahzab yang tegas terhadap penegakan sunnah Nabi, diterima luas oleh Para Kepala Suku dan masyrakat Najd yang juga berwatak keras.

Selama sekitar tujuh abad, wilayah Nadj menjadikan Mahzab Hambali sebagai pedoman dalam menjalankan Agama Islam. Sedangkan wilayah Hijaz, tetangga dari Najd. menggunakan beberapa Mahzab, mulai dari Hanafi, Syafi'i, Maliki juga Hambali, Saat itu Hijaz secara struktur pemerintahan dikendalikan oleh Wakil Kesultanan Turki Utsmani di Mesir, menggunakan Mahzab Safi'i sebagai pegangan Fiqihnya. Sejak maraknya pengaruh aliran Tasawuf di Dunia Islam di masa Khilafah Turki Utsmani, ini membawa gejolak Mahzab antara Hijaz dan Najd. Di Nadj ini pun pengaruh dari Tasawuf pun marak, hingga pada pertengahan Abad ke-18, suatu gerakan kembali ke Sunnah Nabi digerakkan oleh Ulama Najd yang pernah berguru di beberapa tempat, bernama Muhammad bin Abdul Wahab. Gerakan yang dasarnya adalah Mahzab Hambali dalam Fiqih, mulai mencoba mendakwahkan Paham yang dianut oleh Muhammad bin Abdul Wahab ini, untuk meninggalkan ajaran Tarekat yang sudah berabad-abad lamanya menyebar di Dunia Islam. Tentu saja hal ini menimbulkan Gejolak Theologi dan Sosial, hingga berpengaruh ke ranah Politik. Daerah Hijaz yang di bawah kendali Kesultanan Turki Utsmani mengalami keguncangan terhadap gerakan Muhammad bin Abdul wahab ini. Ada unsur Perbedaan dalam Mahzab, Budaya, Sosial hingga Ekonomi, membuat dua wilayah antara HIjaz dan Najd saling berseteru. Satu Wilayah di bawah kendali Kesultanan dengan satu wilayah yang terisolir dari Kendali Kesultanan, namun masih dihuni oleh Orang Arab yang beragama Islam.

Kesultanan Turki Utsmani di abad ke-19 saat itu, berada dalam kondisi yang kritis. Persoalan-persoalan yang dihadapinya sangat kompleks. Dari luar ia mulai diserang oleh persengkongkokolan dari Negara-negara Eropa Barat untuk kepentingan kolonialisme dan imperialisme di wilayah-wilayah yang dikuasainya, sedangkan dari dalam ia menghadapi persengkongkokolan dalam ranah ideologi, yang ujungnya untuk membubarkan Institusi Kekhalifahan dari organisasi yang menamakakan dirinya Gerakan Turki Muda, ditambah pula persoalan ketidak puasan di wilayah berbangsa Arab yang tidak puas dengan kinerja pejabat-pejabat di Kekhalifahan Turki Utsmani. Juga perseteruan antara Mahzab di Wilayah strategis yaitu antara Hijaz dan Najd.

Nanti akan dilanjutkan lagi untuk menyelesaikan 10 tanda utama kiamat & Gempa bumi di Jazirah Arab .. Insha Allah.

#paxjudaica

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.