Alexander the Great, Cyrus The Great dan Zulkarnain
ALEXANDER THE GREAT, CYRUS THE GREAT DAN ZULKARNAIN
Alexander The Great seperti kita ketahui berasal dari Macedonia dan Cyrus The Great adalah seorang Raja besar dari Persia. Kita tahu dua orang besar tersebut merupakan dua orang yang berbeda dengan kebesaran dan kehebatannya masing-masing. Tapi apakah pembaca tahu jika banyak yang berpendapat bahwa salah satu dari kedua orang hebat tersebut adalah Nabi Zulkarnain yang dalam Islam terkenal sebagai Nabi yang mengurung Yakjuj dan Makjuj dalam tembok raksasanya? Mungkin sebagian dari pembaca sudah ada yang pernah membaca atau bahkan mendengar mengenai perdebatan tersebut. Mari kita bahas kembali perdebatan tersebut sembari belajar bersama dan saling melengkapi kekurangannya.
Alexander The Great atau yang kita kenal dengan Alexander Yang Agung sebenarnya adalah Alexander III dari Macedonia yang merupakan anak dari Raja Philip II. Hidup di rentang waktu 20/21 Juli 356 – 10/11 Juni 323 SM, Alexander Yang Agung sudah dinobatkan menjadi raja pada usianya yang ke duapuluh tahun. Sejak kecil sampai dengan usia enambelas tahun, Alexander dididik oleh Aristoteles, seorang Filusuf Besar Yunani pada masa itu. Selama menjalankan pemerintahannya, Alexander muda lebih banyak menghabiskan waktunya dalam peperangan dalam memperluas wilayah Macedona. Dia memperluas wilayah kekuasaannya bahkan sampai ke wilayah Asia dan Afrika bagian Timur Laut. Tak heran jika pada usianya yang baru tigapuluh tahun Sang Alexander Muda sudah bisa membentuk salah satu imperium terbesar sepanjang sejarah umat manusia yang membentang dari Yunani sampai ke Mesir dan daerah yang sekarang kita kenal dengan nama Pakistan. Alexander agung diceritakan sebagai salah satu panglima perang yang sangat hebat dan tidak terkalahkan dalam peperangan saat itu dan dianggap sebagai salah satu Panglima Perang terbesar dan paling berhasil dalam sejarah.
Setelah kita membahas sedikit tentang kehebatan Alexander Yang Agung, mari kita lihat sosok yang juga tidak kalah hebatnya, yaitu Cyrus The Great (Cyrus Yang Agung). Cyrus The Great dikenal juga sebagai Koresh Agung atau Kurush dalam bahasa Persia, dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran yang merupakan provinsi kerajaan Media pada saat itu. Cyrus Yang Agung hidup antara tahun 576 – 530 SM dan merupakan pendiri Kekaisaran Akhaimenia. Di bawah pemerintahannya, Persia mencakup semua negara di wilayah Timur Dekat kuno dan diperluas jauh sampai akhirnya menaklukkan sebagian besar Asia Barat Daya dan sebagian besar Asia Tengah dan Kaukasus. Dari Laut Mediterania dan Hellespont di barat sampai Sungai Indus di timur, Cyrus Agung menciptakan kekaisaran terbesar dunia yang pernah ada. Karena kebesarannya, dia dikenal juga sebagai Raja Yang Agung, Raja Persia, Raja Anshan, Raja Media, Raja Babel, Raja Sumeria dan Akkad, dan Raja dari empat penjuru dunia. Pemerintahan Cyrus Agung berlangsung antara 29 dan 31 tahun. Cyrus membangun kerajaannya dengan menaklukkan Kekaisaran Media, kemudian Kekaisaran Lydia dan Kekaisaran Neo-Babilonia.
Baik Alexander Yang Agung ataupun Cyrus Yang Agung adalah orang-orang Hebat dengan predikat dan prestasinya masing-masing. Kemudian apa hubungannya dengan Zulkarnaen atau yang lebih kita kenal dengan Nabi Zulkarnain?
Sampai sekarang masih banyak perdebatan mengenai hubungan Nabi Zulkarnain dengan kedua Raja Besar yang kita bahas di atas. Lalu siapakah sebenarnya yang merupakan Nabi Zulkarnain?
Sebelum membahasnya, mari kita sedikit melihat dulu siapa Zulkarnain itu. Dalam Al Quran masalah yang mengenai Zulkarnain disebutkan dalam Surat Al Kahfi ayat 83 sampai dengan ayat 99. Zulkarnain secara harfiahnya bermaksud “Dia yang Bertanduk Dua”, merupakan satu tokoh yang disebutkan di dalam Al Quran yang menyatakan beliau sebagai pemerintah yang hebat dan adil yang membina tembok pengantara Yakjuj dan Makjuj. Beliau dikenal sebagai raja yang bijak dan sangat taat pada perintah Tuhannya. Definisi tentang “dua tanduk pun” mempunyai banyak tafsir. Beberapa pihak berpendapat gelaran “Zulkarnain” bermaksud “bertanduk dua”, yang secara tersiratnya merujuk kepada syiling yang ditempa untuk Iskandar Agung maupun ukiran dinding Cyrus Agung. Pentafsir Quran abad ke-14 memberikan sebab yang berbeda. Dalam Tafsir Ibn Kathir menyatakan, “sebagian dari mereka memanggilnya Zulkarnain karena dia mencapai dua “tanduk” (batas) matahari, timur dan barat, tempat ia terbit dan terbenam.”
Sejalan dengan berjalannya waktu dan sejarah, beberapa orang meyakini bahwa Zulkarnain tidak lain adalah Alexander The Great (Alexander Yang Agung) dengan menitikberatkan pada alasan bahwa Alexander Agung mempunyai wilayah kekuasaan yang sangat luas dari barat ke timur (dari Yunani sampai ke Persia). Meskipun biasa dikatakan mempunyai nama dan plot yang sama yaitu wilayah kekuasaan yang membentang dari Barat ke Timur, tetapi ada beberapa hal yang mementahkan pendapat ini, yaitu antara lain:
Sebagian besar pendapat lebih meyakini bahwa Zulkarnain adalah Cyrus The Great. Seperti yang kita ketahui bahwa Cyrus the Great adalah Raja Besar Persia yang wilayah kekuasaannya juga membentang sangat luas dari Barat ke Timur. Kerajaannya terbentang dari Asia Barat Selatan (Libanon, Israel) hingga Pakistan (sekarang), dari Timur Tengah hingga Armenia. Selain itu Cyrus terkenal sebagai raja yang adil dan bijaksana. Bahkan dikabarkan dia melepaskan Bani Israel karena Bani Israel adalah kaum monoteistik dan memerintahkan pembangunan Kuil Sulaiman sebagai tempat penyembahan kepada Tuhan. Adapun beberapa hal yang melandasi keyakinan pendapat bahwa Zulkarnain tidak lain adalah Cyrus The King antara lain:
Ada yang mengatakan bahwa Zulkarnain tidak lain adalah Akhnaton (Amnihotib IV), Raja Mesir yang berkuasa antara tahun 1370 s.d. 1352 SM (Dinasti XVIII). Akhnaton sendiri adalah anak dari Amnihotib III yang saat ini kita kenal dengan Fir’aun, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai Tuhan dan ingin membunuh nabi Musa. Banyak fakta yang ditampilkan oleh penulis yang mengarahkan Zulkarnain sebagai anak Firaun. Zulkarnain inilah yang diyakini sebagai orang yang membela Nabi Musa ketika Firaun ingin membunuhnya yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai “laki-laki yang beriman”. Kisah itu disebutkan dalam Al Quran Surat Al-Mu`min 028, yaitu “Dan seorang laki-laki yang beriman di antara keluarga (pengikut-pengikut) Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” Akhnaton menjadi raja setelah ayahnya Firaun tewas di laut merah ketika mengejar nabi Musa. Dari sekian banyak raja Mesir, hanya Raja Zulkarnain (Akhnaton) dan keluarganya yang tidak ditemukan muminya meskipun piramid yang akan digunakan untuk makam Raja Akhnaton berhasil ditemukan namun para ahli sejarah tidak berhasil menemukan muminya.
Jadi menurut anda siapakah sebenarnya Zulkarnain? Apakah dia Alexander The Great, Cyrus The Great, atau orang yang bukan merupakan salah satu dari kedua orang tersebut? Jawaban ada pada penafsiran anda sendiri, Wallahualam Bissawab..
SALAM
Alexander The Great atau yang kita kenal dengan Alexander Yang Agung sebenarnya adalah Alexander III dari Macedonia yang merupakan anak dari Raja Philip II. Hidup di rentang waktu 20/21 Juli 356 – 10/11 Juni 323 SM, Alexander Yang Agung sudah dinobatkan menjadi raja pada usianya yang ke duapuluh tahun. Sejak kecil sampai dengan usia enambelas tahun, Alexander dididik oleh Aristoteles, seorang Filusuf Besar Yunani pada masa itu. Selama menjalankan pemerintahannya, Alexander muda lebih banyak menghabiskan waktunya dalam peperangan dalam memperluas wilayah Macedona. Dia memperluas wilayah kekuasaannya bahkan sampai ke wilayah Asia dan Afrika bagian Timur Laut. Tak heran jika pada usianya yang baru tigapuluh tahun Sang Alexander Muda sudah bisa membentuk salah satu imperium terbesar sepanjang sejarah umat manusia yang membentang dari Yunani sampai ke Mesir dan daerah yang sekarang kita kenal dengan nama Pakistan. Alexander agung diceritakan sebagai salah satu panglima perang yang sangat hebat dan tidak terkalahkan dalam peperangan saat itu dan dianggap sebagai salah satu Panglima Perang terbesar dan paling berhasil dalam sejarah.
Setelah kita membahas sedikit tentang kehebatan Alexander Yang Agung, mari kita lihat sosok yang juga tidak kalah hebatnya, yaitu Cyrus The Great (Cyrus Yang Agung). Cyrus The Great dikenal juga sebagai Koresh Agung atau Kurush dalam bahasa Persia, dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran yang merupakan provinsi kerajaan Media pada saat itu. Cyrus Yang Agung hidup antara tahun 576 – 530 SM dan merupakan pendiri Kekaisaran Akhaimenia. Di bawah pemerintahannya, Persia mencakup semua negara di wilayah Timur Dekat kuno dan diperluas jauh sampai akhirnya menaklukkan sebagian besar Asia Barat Daya dan sebagian besar Asia Tengah dan Kaukasus. Dari Laut Mediterania dan Hellespont di barat sampai Sungai Indus di timur, Cyrus Agung menciptakan kekaisaran terbesar dunia yang pernah ada. Karena kebesarannya, dia dikenal juga sebagai Raja Yang Agung, Raja Persia, Raja Anshan, Raja Media, Raja Babel, Raja Sumeria dan Akkad, dan Raja dari empat penjuru dunia. Pemerintahan Cyrus Agung berlangsung antara 29 dan 31 tahun. Cyrus membangun kerajaannya dengan menaklukkan Kekaisaran Media, kemudian Kekaisaran Lydia dan Kekaisaran Neo-Babilonia.
Baik Alexander Yang Agung ataupun Cyrus Yang Agung adalah orang-orang Hebat dengan predikat dan prestasinya masing-masing. Kemudian apa hubungannya dengan Zulkarnaen atau yang lebih kita kenal dengan Nabi Zulkarnain?
Sampai sekarang masih banyak perdebatan mengenai hubungan Nabi Zulkarnain dengan kedua Raja Besar yang kita bahas di atas. Lalu siapakah sebenarnya yang merupakan Nabi Zulkarnain?
Sebelum membahasnya, mari kita sedikit melihat dulu siapa Zulkarnain itu. Dalam Al Quran masalah yang mengenai Zulkarnain disebutkan dalam Surat Al Kahfi ayat 83 sampai dengan ayat 99. Zulkarnain secara harfiahnya bermaksud “Dia yang Bertanduk Dua”, merupakan satu tokoh yang disebutkan di dalam Al Quran yang menyatakan beliau sebagai pemerintah yang hebat dan adil yang membina tembok pengantara Yakjuj dan Makjuj. Beliau dikenal sebagai raja yang bijak dan sangat taat pada perintah Tuhannya. Definisi tentang “dua tanduk pun” mempunyai banyak tafsir. Beberapa pihak berpendapat gelaran “Zulkarnain” bermaksud “bertanduk dua”, yang secara tersiratnya merujuk kepada syiling yang ditempa untuk Iskandar Agung maupun ukiran dinding Cyrus Agung. Pentafsir Quran abad ke-14 memberikan sebab yang berbeda. Dalam Tafsir Ibn Kathir menyatakan, “sebagian dari mereka memanggilnya Zulkarnain karena dia mencapai dua “tanduk” (batas) matahari, timur dan barat, tempat ia terbit dan terbenam.”
Sejalan dengan berjalannya waktu dan sejarah, beberapa orang meyakini bahwa Zulkarnain tidak lain adalah Alexander The Great (Alexander Yang Agung) dengan menitikberatkan pada alasan bahwa Alexander Agung mempunyai wilayah kekuasaan yang sangat luas dari barat ke timur (dari Yunani sampai ke Persia). Meskipun biasa dikatakan mempunyai nama dan plot yang sama yaitu wilayah kekuasaan yang membentang dari Barat ke Timur, tetapi ada beberapa hal yang mementahkan pendapat ini, yaitu antara lain:
- Alexander Agung dalam sejarahnya tidak disebutkan pernah membangun tembok besar yang sangat kokoh dengan teknologi pembangunan yang bisa dikatakan tinggi pada saat itu.
- Perbedaan rentang waktu yang memisahkan Alexander The Great dengan Zulkarnain. Sejarawan muslim Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan bahwa antara kedua orang itu terbentang jarak waktu sampai 2.000 tahun.
- Alexander The Great hidup pada zaman Yunani yang mempercayai banyak dewa, sedangkan kita tahu bahwa Zulkarnain hanya taat dan patuh pada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
Sebagian besar pendapat lebih meyakini bahwa Zulkarnain adalah Cyrus The Great. Seperti yang kita ketahui bahwa Cyrus the Great adalah Raja Besar Persia yang wilayah kekuasaannya juga membentang sangat luas dari Barat ke Timur. Kerajaannya terbentang dari Asia Barat Selatan (Libanon, Israel) hingga Pakistan (sekarang), dari Timur Tengah hingga Armenia. Selain itu Cyrus terkenal sebagai raja yang adil dan bijaksana. Bahkan dikabarkan dia melepaskan Bani Israel karena Bani Israel adalah kaum monoteistik dan memerintahkan pembangunan Kuil Sulaiman sebagai tempat penyembahan kepada Tuhan. Adapun beberapa hal yang melandasi keyakinan pendapat bahwa Zulkarnain tidak lain adalah Cyrus The King antara lain:
- Ukiran pada batu yang masih dapat dilihat hingga kini yang memaparkan Cyrus dengan mahkotanya yang mempunyai tanduk.
- Menurut Quran, rahmat Tuhan diberikan bersamanya dan dengan itu, Cyrus merupakan raja pertama (beberapa ratus tahun sebelum Iskandar Agung) yang menakluki sebahagian besar Eropah dan Asia.
- Cyrus (seperti juga Zulkarnain) menyembah satu Tuhan tetapi Iskandar Agung mempunyai banyak dewa-dewi.
- Di dalam al-Quran tercatat perjalanan Zulkarnain yaitu bermula ke Barat lalu ke Timur sebelum ke jalan yang lain (iaitu Utara) yang bertepatan dengan ekspedisi Cyrus yang memulakan penaklukan di Barat Parsi hingga ke Lydia di Asia Kecil kemudian berarah ke timur sehingga Makran dan Sistani (Scythian) sebelum ke Timur Laut menawan Eropa berhampiran Balkan.
- Ekspedisi Cyrus diteruskan dengan penaklukan Lycia, Cilicia dan Phoenicia, dan mereka menggunakan teknik pembinaan tembok yang belum digunakan lagi oleh orang Yunani ketika itu.
- Menurut al-Quran, pengembaraan Zulkarnain dimudahkan dan kebetulan lagi bagi Cyrus, beliau sempat menamatkan ekspedisinya kali itu pada 542 SM, sebelum pulang ke Parsi manakala Iskandar masih dalam misi menakluknya ketika dia mati.
- Keperibadian Iskandar juga dikatakan tidak seperti yang dikatakan mulia apabila Iskandar sendiri sering berpesta arak dan juga mempunyai seorang lelaki, Haphaeston, sebagai kekasihnya.
Ada yang mengatakan bahwa Zulkarnain tidak lain adalah Akhnaton (Amnihotib IV), Raja Mesir yang berkuasa antara tahun 1370 s.d. 1352 SM (Dinasti XVIII). Akhnaton sendiri adalah anak dari Amnihotib III yang saat ini kita kenal dengan Fir’aun, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai Tuhan dan ingin membunuh nabi Musa. Banyak fakta yang ditampilkan oleh penulis yang mengarahkan Zulkarnain sebagai anak Firaun. Zulkarnain inilah yang diyakini sebagai orang yang membela Nabi Musa ketika Firaun ingin membunuhnya yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai “laki-laki yang beriman”. Kisah itu disebutkan dalam Al Quran Surat Al-Mu`min 028, yaitu “Dan seorang laki-laki yang beriman di antara keluarga (pengikut-pengikut) Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” Akhnaton menjadi raja setelah ayahnya Firaun tewas di laut merah ketika mengejar nabi Musa. Dari sekian banyak raja Mesir, hanya Raja Zulkarnain (Akhnaton) dan keluarganya yang tidak ditemukan muminya meskipun piramid yang akan digunakan untuk makam Raja Akhnaton berhasil ditemukan namun para ahli sejarah tidak berhasil menemukan muminya.
Jadi menurut anda siapakah sebenarnya Zulkarnain? Apakah dia Alexander The Great, Cyrus The Great, atau orang yang bukan merupakan salah satu dari kedua orang tersebut? Jawaban ada pada penafsiran anda sendiri, Wallahualam Bissawab..
SALAM
Sumber: https://javanesseandromeda.wordpress.com/
Leave a Comment